“Cut Off dari Lingkungan yang Toxic”
Renungan Harian
Oleh : Ps. Ananti Supraptiwi
---
📖 Ayat Dasar:
1 Korintus 15:33
> “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”
---
🧠 Pendahuluan:
Semua orang ingin diterima, disukai, dan punya komunitas.
Tapi tidak semua komunitas sehat. Beberapa justru menyeret kita jauh dari Tuhan.
Tuhan memanggil kita untuk berani memutus hubungan yang merusak panggilan dan masa depan kita.
Pergaulan toxic adalah hubungan atau lingkungan pertemanan yang memberikan pengaruh negatif, baik secara mental, emosional, maupun spiritual. Dalam pergaulan seperti ini, seseorang bisa merasa tertekan, tidak dihargai, atau bahkan kehilangan jati dirinya.
Ciri-ciri pergaulan toxic:
1. Manipulatif – Teman suka memanfaatkan kamu demi kepentingannya sendiri.
2. Merendahkan – Sering mengejek, mengkritik berlebihan, atau membuat kamu merasa tidak cukup baik.
3. Cemburu dan Posesif – Tidak suka kalau kamu dekat dengan orang lain, merasa harus selalu dikontrol.
4. Tidak mendukung – Tidak pernah mendukung impian atau pertumbuhan kamu, malah membuat kamu ragu pada diri sendiri.
5. Suka membawa masalah – Sering mengajak ke dalam hal-hal negatif seperti gosip, kebohongan, atau bahkan perbuatan yang bertentangan dengan nilai moral atau iman.
Dampak dari pergaulan toxic:
Menurunnya rasa percaya diri
Stres atau tekanan mental
Jauh dari Tuhan atau nilai-nilai kebenaran
Sulit berkembang secara pribadi
Cara menghindarinya:
Peka terhadap tanda-tanda hubungan yang tidak sehat
Berani
---
✅ Poin 1: Kenali Lingkungan yang Toxic
Ciri-ciri lingkungan toxic:
Membuatmu merasa rendah diri atau tidak berharga.
Menjauhkanmu dari Tuhan dan kebenaran-Nya.
Mendorong kebiasaan dosa: mabuk, gosip, pornografi, kekerasan, dll.
Hanya hadir saat butuh, tapi meninggalkan saat kamu jatuh.
📖 Amsal 13:20
> “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.”
🔍 Ilustrasi:
Seperti pohon sehat yang tumbuh di tanah beracun—lambat laun, pohonnya pun ikut mati.
---
✅ Poin 2: Berani Cut Off – Itu Tindakan Kasih untuk Dirimu
Memutus hubungan toxic bukan berarti membenci, tapi melindungi dirimu dan masa depan rohanimu.
Tidak semua orang pantas ada di lingkaran terdekatmu.
Yesus pun memilih siapa yang dekat dengan-Nya (lihat 12 murid).
📖 Matius 5:30
> “Jika tangan kananmu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu...”
💡 Prinsip:
Terkadang, untuk bertumbuh, kamu harus meninggalkan zona nyaman yang tidak sehat.
---
✅ Poin 3: Bangun Lingkungan yang Mendorongmu ke Tuhan
Ganti lingkungan toxic dengan komunitas sehat: youth rohani, mentor, teman seiman.
Bangun persahabatan yang mendukung panggilan dan imanmu.
📖 Ibrani 10:24-25
> “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik…”
🧱 Langkah praktis:
Berdoa agar Tuhan beri hikmat.
Jujur dengan diri sendiri: siapa yang harus dijaga jarak?
Cari komunitas yang sehat dan bertumbuh bersama.
---
🎯 Penutup:
Kamu diciptakan untuk hidup dalam terang, bukan dalam racun.
Tuhan ingin kamu bertumbuh, bukan rusak karena pergaulan.
Jika kamu berani cut off yang toxic, Tuhan akan bawa masuk yang ilahi.
---
🙏 Doa Penutup:
“Ya Tuhan, tolong aku mengenali hubungan yang merusak dan beri aku keberanian untuk melepaskannya. Pimpin aku pada komunitas dan orang-orang yang mendekatkanku kepada-Mu. Aku percaya Engkau punya rencana yang indah dalam hidupku. Amin.”
---
Komentar
Posting Komentar