Menggemburkan Tanah Keras


Renungan Harian
Ditulis kembali oleh: Ps. Ananti Supraptiwi


Menggemburkan Tanah Keras

Bayangkan diri Anda seorang petani, dan kehidupan Anda adalah ladang yang luas. Anda menabur benih secukupnya di tanah, dan benih ini mewakili niat, pilihan, dan tindakan Anda. Hosea menggunakan analogi serupa dalam Hosea 10:12 untuk menggambarkan umat Allah. Israel telah menaburkan benih-benih dosa dan ketidakbenaran, menyebabkan tanah di hati mereka menjadi tidak mau menerima perintah-perintah Allah. Dan tepat ketika umat Allah akan menuai penghakiman Allah, nabi Hosea berbicara dengan mendesak:

"Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia!
Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari Tuhan, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan."
Hosea 10:12

Sama seperti petani yang menuai lebih banyak daripada yang mereka tabur, Allah kita berjanji bahwa kita pun akan menuai apa yang kita tabur (Galatia 6:7-9). Namun, ayat ini juga mengajarkan bahwa menabur kebenaran saja tidak cukup. Kita juga harus menggemburkan tanah baru (Hosea 10:12). 

Hati kita menjadi seperti lahan kosong ketika kita membiarkannya mengeras dan sulit ditanami—menolak Firman dan pekerjaan Tuhan dalam hidup kita. Namun Tuhan ingin umat-Nya mempersiapkan tanah hati mereka untuk menerima benih Firman-Nya dengan mencari Dia. Mencari Tuhan itu seperti hujan awal di musim menabur; unsur penting itulah yang menyuburkan tanah dan menyiapkannya untuk pertumbuhan benih.

Apakah Anda ingin bertumbuh secara rohani? 
"Inilah saatnya untuk mencari Tuhan."
"Inilah saatnya untuk mencari Tuhan."
"Inilah saatnya untuk mencari Tuhan."

Jangan menunggu. Carilah Dia dengan sungguh dan penuh harap hari ini. Renungkan Hosea 10:12; biarkan hal ini menggerakkan Anda untuk menyelidiki kehidupan Anda sendiri: Apakah Anda menabur benih kebenaran dan menuai buah kasih yang tak ternilai? Tidak ada kata terlambat untuk mencari Tuhan—arahkan hatimu kepada Dia yang berjanji akan mencurahkan kemurahan dan anugerah-Nya yang berlimpah kepadamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tenang Dalam. Badai

Mensyukuri Berkat Tuhan

Haus Dan Lapar Akan Firman Tuhan